SEJARAH YANG TERUNGKAP: JEJAK SOEKARNO DI PRINGSEWU-TANGGAMUS



PRINGSEWU-TANGGAMUS - 50 tahun yang lalu, bertepatan tanggal 21 Juni 1970, tanggal yang sama dengan hari ini, Bung Karno wafat. Sejak saat itu, usaha membunuh pikiran dan ingatan rakyat kepada Soekarno terus berlangsung dengan sangat kasar. Bahkan kesohoran dan karakter kepemimpinan yang kuat Soekarno sengaja dikecilkan dan hanya diingat sebatas sebagai sang Proklamator Kemerdekaan saja pada saat itu. 

Banyak warga, terutama yang sudah berusia sepuh masih mengenang kunjungan Soekarno dan M. Hatta ke daerah-daerah di Lampung. Namun, manusiawi jika para generasi muda mengetahui sejarah ini yang kelak bahkan mungkin bisa jadi tak peduli. Selain tidak terlibat, tentu karena tidak banyak penanda tentang kedatangan bapak bangsa berjuluk sang "Singa Podium" ini. Ziarah pengingat masa itu tak tersedia, apalagi teks dan dokumentasi pun nampaknya demikian langka dan sedikit. 

Namun kemudian, sepertinya masih ada sedikit-banyaknya ingatan yang dewasa ini mulai muncul kepermukaan lebih banyak pada masa-masa kunjungan dibulan November tahun 1952, dimana pada masa itu, Presiden mengadakan Rapat Raksasa bersama rakyat dan dilakukan berderet-deret dalam satu jalur jalan raya yakni dimulai dari Haji Pemanggilan (Natar), Gedong Tataan, Gading Rejo, Talang Padang, Kota Agung dan Sumber Jaya. Kunjungan ditahun 1952 Pringsewu dan Tanggamus yang dulunya masih turut tergabung dalam wilayah administratif Pemerintah Kabupaten Tingkat II Lampung Selatan hanya dilewati sang Presiden dan diikuti sambutan masyarakat secara berduyun-duyun disepanjang jalan yang rombongan Presiden lalui.


Sebenarnya, Soekarno semasa revolusi kemerdekaan, telah berkunjung ke daerah-daerah di Lampung. Apa yang disebut masa revolusi kemerdekaan adalah masa sebelum pengakuan kedaulatan melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) yang mulai berlaku pada akhir tahun 1949.  Bukan hanya berkunjung ke Tanjung Karang-Teluk Betung, ibu kota Karisidenan Lampung masa itu. Akan tetapi Presiden Soekarno pun menyempatkan kunjungannya ke daerah-daerah lain seperti Kota Bumi, Metro, Pringsewu, dan beberapa daerah di Tanggamus.

Terkait kunjungannya pada beberapa daerah di Lampung, khususnya Pringsewu dan Tanggamus yang notabene sebelumnya Pringsewu pernah menjadi bagian dari kecamatan di Kabupaten Tanggamus sebagai induknya itu ternyata banyak pihak di Pringsewu pun baru mendengar perihal ini. Rekaman berita kunjungan tersebut tercatat dalam Kronik Revolusi Indonesia, (Pramoedya A. Toer 1999: 392). Semoga tulisan ini menggugah kita semua untuk mengenang peristiwa ini.

Berikut kutipannya:

Bahwa pada tanggal 29 Juni tahun 1948 Presiden berkunjung ke Pringsewu dan telah berbicara dimuka rapat umum di sana yang dihadiri lebih kurang 6.000 orang, di antaranya banyak yang datang dari tempat-tempat jauh disekitarnya dengan berjalan kaki. Disana Bung Karno menyaksikan pertunjukan tari-tarian yang diadakan oleh putera-puteri Pringsewu, dan juga  menerima persembahan dari rakyat.


Sesudah bersantap rombongan Kepala Negara kembali ke Tanjung Karang. Malam harinya Presiden berada di tengah-tengah pemuda Lampung, kota dimana beliau mengobarkan semangat mereka. Esoknya, 30 Juni, Presiden berkenan mengadakan pertemuan dengan ribuan pengungsi dari daerah Palembang yang berada di daerah-daerah Lampung bertempat di Gedung DPR Lampung (Antara).

Karya Indonesia Press Photo Service (IPPHOS), yang merekam perjalanan sejarah perjuangan bangsa ini, memperlihatkan hari 29 Juni 1948 Bung Karno berada di Kota Bumi, Tanjung Karang, Pringsewu dan kembali ke Tanjung Karang. Menaiki kereta api beliau turun di stasiun Kotabumi dan disambut pembesar setempat dan mendapatkan karangan bunga dari beberapa pemudi. Kemudian dari Kota Bumi Kembali ke Tanjung Karang dan melanjutkan ke Pringsewu.


Mengapa Pringsewu dipilih, selain karena lokasinya yang bisa dijangkau oleh masyarakat sekitarnya. Tidak terlalu dekat juga tidak terlampau jauh dengan Tanjung Karang. Juga karena semangat anti penjajahan di kota ini sudah ada sejak lama. Beberapa tokoh yang terlibat dalam proses kunjungan tersebut tercatat adalah tokoh agama KH. Dalam Pandji. 

Sementara untuk kunjungan didaerah Tanggamus sendiri, dokumen arsip foto menyebutkan Soekarno ke Talang Padang pada tanggal 14 November 1952, ada beberapa foto rapat raksasa tersebut.  
Salah satunya terdapat di arsip nasional Indonesia di jalan ampera Jakarta Selatan, pada dokumen kementerian penerangan wilayah sumatera selatan 1950 sampai dengan 1960. 

Pada saat kunjungannya dikabupaten Tanggamus itu Soekarno menginap di hotel Villa International Perdana (VIP) di Talang Padang, sebelum akhirnya hotel VIP pindah ke Gisting. Karena itu di VIP banyak terpampang foto Soekarno. Dia sempat berpidato di Taman Kota Kotaagung, podiumnya persis di tempat yang ada prasastinya. Kotaagung adalah kota perjuangan, itu kenapa setiap 17 Agustus ada pawai obor di sana. Karena itu pula lapangan Kotaagung dinamai Lapangan Merdeka dan jalan menuju ke sana dari arah pantai bernama jalan Merdeka. (IWN/IDR *Tim PC & PORTAL). 

0 Response to "SEJARAH YANG TERUNGKAP: JEJAK SOEKARNO DI PRINGSEWU-TANGGAMUS "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel