Sarim Warga Tanggamus Alami Disabilitas dan Harus Berjuang Merawat Ibunya yang Lansia


Portaltanggamus.com, Semaka - Sarim (50) seorang penyandang disabilitas asal pekon Sudimoro Bangun Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus harus hidup dibawah garis kemiskinan di dalam rumah tidak layak huni puluhan tahun lamanya.

Sarim tinggal berdua dengan ibunya di gubuk yang berukuran 4x6 meter berlantai tanah, beratap genting dan berdinding geribik. Rumah kecil  yang jauh dari kata sehat, bahkan tidak ada daun jendela sehingga sangatlah mudah angin malam berhembus masuk.

Siang haripun taburan debu tanpa permisi menyeruak masuk bersama udara kedalam rumah dan hal ini tentunya sangat tidak baik untuk kesehatan apalagi di dalam rumah ada seorang lansia yang berusia 80 tahun.

Kondisi Rumah Sarim yang memprihatinkan berdindingkan geribik bambu

Selain rumah yang tidak layak huni berdiri menumpang pada tanah keponakannya, untuk keperluan mandi dan kebutuhan air, dia harus meminta air ke sumur tetangga kerena di rumahnya tidak ada sumur, begitu juga untuk penerangan dia menyalur PLN ketetangganya.

Untuk kebutuhan sehari-hari, Sarim hanya mengandalkan pada satu keahliannya sebagai tukang jahit/vermak, namun itupun dalam seminggu belum tentu ada 1 atau 2 konsumen yang datang.

Dalam pekerjaannya itu Sarim juga hanya di bayar hanya Rp20 ribu, dan mirisnya hanya penghasilannya itu untuk kebutuhan dirinya bersama ibunya setiap hari.

"Kerjaan saya hanya tukang jahit atau permak celana, kalau ada orang yang mermak celana atau baju, rata -rata mereka memberi saya upah Rp20 ribu perjahitan. Itupun belum tentu seminggu ada satu," kata Sarim ditemui dikediamannya, Rabu (16/5/21).

Dengan wajah polos, Sarim mengaku di usianya setengah abad ini, dia belum berumah tangga, sebab rasa minder karena tidak normal pada kedua kakinya sejak lahir, ditambah kehidupannya yang miskin dan harus mengurusi ibunya yang jompo, sehingga rasa ingin punya pasangan hanya ada di angan-angan sebagai mimpi hidupnya.

"Jujur saya pingin punya pasangan, tapi itu hanya angan angan saja, siapa yang mau sama orang cacat, miskin lagi," ujarnya.

Dipenghujung kalimatnya, walaupun dia Disabilitas kepada ibunya kehidupannya dipentingkan dan hanya berharap ibunya tetap sehat serta dapat makan.

Kondisi kedua kaki Sarim yang mengalami disabilitas 

"Untuk sekarang, buat saya yang penting ibu sehat dan bisa makan setiap hari," tutupnya.

Sementara itu, Chairul Anam selaku ketua BHP Pekon  Sudimoro Bangun bersama Babinsa Peltu Supandi yang sedang mengunjungi Sarim sangat menyayangkan dan prihatin kepada pemerintah pekon.

Sebab ada warganya penyandang disabilitas yang hidup dibawah garis kemiskinan baru sekali tersentuh bantuan pemerintah berupa PKH itupun di tahun ini.

Bahkan keadaannya sangat memprihatikan, yaitu sumur dan PLN dia numpang dengan keponakannya, bahkan tanah yang didirikan gubuk sebagai tempat tinggalnya juga cuma numpang pada keponakannya.

"Saya sangat prihatin dengan keadaan  mas Sarim dan juga sangat menyayangkan kenapa pemerintah pekon tidak jeli dan tanggap atas warganya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan apa lagi dia seorang penyandang disabilitas yang sangat butuh perhatian kita bersama.

Dia miskin sudah puluhan tahun, tapi bantuan yang dia terima baru sekali di tahun ini yaitu berasal dari PKH  lansia," bebernya. (Tim SPRI)

1 Response to "Sarim Warga Tanggamus Alami Disabilitas dan Harus Berjuang Merawat Ibunya yang Lansia "

  1. Tanks kepada media portal tanggamus yg sdh meliput potret saudara2 kita yg memang sangat layak untuk kita bantu,dan mudah2an csepatnya ada perhatian khusus dr pemerintah.

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel